Rabu, 10 September 2014

Persahabatan antara pria dan wanita

Tidak mudah, Meskipun persahabatan merupakan fitrah dan kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial, tetapi ketika dihadapkan kepada lawan jenis, ia menjadi tidak semudah yang dibayangkan. mungkinkah pria dan wanita bersahabat secara tulus, tanpa melibatkan perasaan.
Sayid Hussein Fadlallah mengatakan bahwa persahabatan pria dan wanita terkadang bisa berubah secara tiba-tiba menjadi daya tarik kemesraan dan keterbukaan perasaan (al-intifah asy-syu’ûrî).Persahabatan yang awalnya untuk memenuhi kepuasaan emosional atau spiritual berubah karena dan/atau menjadi daya tarik fisik. Tentu saja hal ini akan menggiring ke arah penyimpangan dari tujuan asli persahabatan. Kepuasan yang pada awalanya dirasakan bisa berubah menjadi ketidakpuasaan.

Ketidakpuasan bisa terjadi karena perasaan yang muncul terhalangi oleh, misalkan, ketidakinginan salah satu pihak atau keluarga untuk melanjutkan hubungan ke arah pernikahan. Lebih buruk lagi, intensnya persahabatan lawan jenis yang dilakukan oleh orang yang sudah menikah bisa memicu perselingkuhan dan bahkan perceraian.

Mengapa terjadi daya tarik yang begitu kuat antara pria dan wanita, meskipun dengan dalih persahabatan? Menurut Syahid Motahhari, hal itu dikarenakan pria menemukan kekaguman pada diri wanita dan wanita mendapatkan pengakuan dari ketulusannya. Pria ingin memiliki wanita lebih jauh dan wanita ingin menaklukkan hati pria. Pria ingin menguasai wanita melalui akalnya dan wanita ingin mempengaruhi pria melalui hatinya

Sebenarnya secara umum, ketidakmudahan persahabatan lawan jenis ini dialami oleh pria maupun wanita. Tapi mengapa pria cenderung menganggapnya lebih sulit? Hal tersebut mungkin dikarenakan wanita lebih mampu untuk menguasai dorongan seksual dibandingkan dengan pria. Sedangkan sexual drive pria cenderung lebih agresif.Tentu saja ketertarikan tidak melulu disebabkan oleh fisik, tetapi bisa juga muncul karena karakter dan sifat. Dalam kasus seperti itulah, pria yang lebih mudah berada dalam kondisi friend zone.

Tidak layak seorang muslim atau muslimah mengobrol dalam soal-soal keseharian secara berlebihan, karena semua itu ibarat sampah yang seringkali mengandung kotoran dosa dan maksiat. Apalagi, antara seorang muslimah dengan seorang muslim, yang harus saling menjaga kehormatan masing-masing. Memang, berbicara dengan lawan jenis diperbolehkan. Tapi para ulama, memberikan beberapa rambu, sesuai dengan berbagai nash dalam syariat yang ada, diantaranya adalah :
Menutup Aurat,Menahan Pandangan,Tenang dan Terhormat dalam Gerak-Gerik,Serius dan Sopan dalam Berbicara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar