Tidak mudah, Meskipun persahabatan merupakan fitrah dan kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial, tetapi ketika dihadapkan kepada lawan jenis, ia menjadi tidak semudah yang dibayangkan. mungkinkah pria dan wanita bersahabat secara tulus, tanpa melibatkan perasaan.
Sayid Hussein Fadlallah mengatakan bahwa persahabatan pria dan wanita terkadang bisa berubah secara tiba-tiba menjadi daya tarik kemesraan dan keterbukaan perasaan (al-intifah asy-syu’ûrî).Persahabatan yang awalnya untuk memenuhi kepuasaan emosional atau spiritual berubah karena dan/atau menjadi daya tarik fisik. Tentu saja hal ini akan menggiring ke arah penyimpangan dari tujuan asli persahabatan. Kepuasan yang pada awalanya dirasakan bisa berubah menjadi ketidakpuasaan.
Ketidakpuasan bisa terjadi karena perasaan yang muncul terhalangi oleh, misalkan, ketidakinginan salah satu pihak atau keluarga untuk melanjutkan hubungan ke arah pernikahan. Lebih buruk lagi, intensnya persahabatan lawan jenis yang dilakukan oleh orang yang sudah menikah bisa memicu perselingkuhan dan bahkan perceraian.
Sayid Hussein Fadlallah mengatakan bahwa persahabatan pria dan wanita terkadang bisa berubah secara tiba-tiba menjadi daya tarik kemesraan dan keterbukaan perasaan (al-intifah asy-syu’ûrî).Persahabatan yang awalnya untuk memenuhi kepuasaan emosional atau spiritual berubah karena dan/atau menjadi daya tarik fisik. Tentu saja hal ini akan menggiring ke arah penyimpangan dari tujuan asli persahabatan. Kepuasan yang pada awalanya dirasakan bisa berubah menjadi ketidakpuasaan.
Ketidakpuasan bisa terjadi karena perasaan yang muncul terhalangi oleh, misalkan, ketidakinginan salah satu pihak atau keluarga untuk melanjutkan hubungan ke arah pernikahan. Lebih buruk lagi, intensnya persahabatan lawan jenis yang dilakukan oleh orang yang sudah menikah bisa memicu perselingkuhan dan bahkan perceraian.