Kamis, 14 November 2013

8 faktor penyebabnya Remaja Malas Belajar .


1. Terlalu mengandalkan teman
Seorang siswa bisa malas belajar karena punya teman yang lebih pintar darinya untuk diandalkan, baik untuk mengerjakan PR, maupun saat mengerjakan soal ulangan. Siswa yang seperti ini biasanya mengharapkan contekan agar mendapatkan nilai yang tinggi atau setidaknya mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Berbagai upaya dapat dilakukan agar mendapatkan contekan.

Ada yang mengancam dan ada juga yang memelas agar temannya mau memberikan contekan. Bukannya bertanya mengenai materi pelajaran yang sulit sebelum ulangan, tapi malah meminta agar temannya memberi contekan. Dengan begitu, siswa yang tidak belajar pun bisa mendapatkan nilai yang baik, bahkan bisa lebih tinggi dari yang memberi conteka.

Akhirnya timbul persepsi tak harus belajar untuk mendapatkan nilai yang baik dan timbul budaya malas. Siswa yang rajin harus belajar sungguh-sungguh untuk mendapatkan nilai yang baik, tetapi siswa yang malas besantai-santai saja. Itulah ironisnya dunia pendidikan di Indonesia.

2. Pengaruh HandPhone
HP juga bisa menjadi penyebab siswa malas belajar. Salah satinya adalah mengirim SMS saat belajar, bukan sekali atau dua kali saja, melainkan berkali-kali. Ketika sedang seriusnya belajar, konsentrasi belajar bisa pecah kalau ada SMS masuk. Karena penasaran, dibukalah SMS itu, lalu dibalas. Pengirim SMS membalas lagi, lalu dibalas lagi dan seterusnya. Saat kembali mau belajar, bingung sampai mana tadi belajar. Kalau terlalu lama saling berkirim SMS, bisa lupa sampai malam dan akhirnya tidak ada lagi semangat belajar.

3. Acara televisi
Acara televisi juga bisa membuat siswa menjadi malas belajar. Adanya acara-acara TV yang menarik pada jam-jam belajar bisa menggoda siswa untuk menonton acara tersebut. Takut tidak bisa menonton acara tersebut, siswa bisa memilih menonton acara TV daripada belajar. Acara TV seperti itu bukan tayang setiap minggu, atau ada setiap hari. Contohnya adalah sinetron, yang ceritanya dibolak-balik tapi mampu memikat perhatian penonton.


4. Tdiak suka mata pelajaran tertentu
Siswa ada yang malas belajar secara keseluruhan dan adan juga yang malas belajar terhadap mata pelajaran tertentu saja. Biasanya mereka paling malas untuk belajar mata pelajaran yang mengandung kegiatan berhitung, seperti matematika. Padahal pelajaran tersebut sangat penting. Matematika merupakan pelajaran penting. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran dengan jumlah jam yang banyak dalam seminggu. Tapi , banyak siswa yang kurang minat terhadap mata pelajaran matematika.


5. BerPacaran
Pacaran sudah menjadi trend di kalangan pelajar, terlebih pelajar SMA. Pacaran bisa menjadikan siswa malas belajar. Siswa yang pacaran bisa menggunakan waktu belajar untuk saling berkirim SMS atau telepon bersama sang kekasih. Mana yang lebih indah, memikirkan pelajaran atau memikirkan pacaran? Mana yang lebih berguna bagi masa depan, belajar atau berpacaran?

6. Peran orang tua
Peran orang tua juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Orang tua yang tidak menegur ketika anaknya malas belajar, dapat membuat anak tersebut malas belajar. Mereka lebih santai karena tidak ditegur saat tidak belajar. Namun, ada kalanya anak yang sudah ditegur juga tetap malas belajar. Mungkin karena faktor yang lain.

7. Pergaulan
Pergaulan juga menjadi faktor siswa bisa malas belajar. Seperti kata orang, kalau bergaul dengan pedagang bawang ikut bau bawang, kalau bergaul dengan pedagang minyak wangi ikut bau wangi. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh dengan siapa ia bergaul. Kalau bergaul dengan teman-teman yang malas belajar, siswa juga bisa terpengaruh sehingga dapat menyebabkan siswa malas belajar. Apalagi saat mau belajar, ada teman yang mengajak keluar, baik untuk bermain maupun berjalan-jalan. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi siswa untuk memilih pergaulan yang tidak berdampak negatif bagi dirinya.

8. Banyak bermain
Terlalu banyak bermain juga dapat menumbuhkan sikap malas dalam belajar. Misalnya seorang siswa selepas pulang dari sekolah bermain sampai sore. Tiba waktu malam mau belajar terasa lelah dan mengantuk. Akibatnya siswa tersebut lebih memilih kegiatan lain daripada belajar, seperti menonton televisi, atau lainnya. Selain itu, bisa juga siswa menggunakan waktu belajar sebagai waktu bermain. Bukannya bermain itu dilarang, tetapi siswa harus membagi waktu antara bermain dan belajar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar